5. RUSUNAWA

Pagi yang sedikit mendung, tapi aktivitas di jalanan masih tetap saja ramai oleh berbagai kalangan, usia, profesi dan urusan. Dan seperti biasa bagi gadis ciledug ini alias Merry turun dari elfnya di terminal melihat lalu lalang orang-orang. Ia segera menuju angkutan kota D10 yang tepat melalui kampus. Lalu terdengar desas- desus bahwa bahwa rusunawa akan ditinggali oleh mahasiswi yang berprestasi tanpa biaya apa pun.  

Yap, benar saja desas-desus itu berubah jadi fakta karena pak Mustopa meminta agar semua mahasiswa kelas A berkumpul. Disana mereka diwajibkan tinggal di Rusunawa, rumah susun mahasiswa tapi khusus putri saja. Mau dekat mau jauh rumahnya wajib tinggal disana. dibagikanlah formulir untuk ditandatangani orang tua.  

"Ini pemaksaan. Rumahku kan dekat. Kenapa gak pilih yang jauh- jauh ja sih. Gak apa-apa dweh kalau ada yang mau gantiin aku" kesal yulinda dengan pemberitahuan ini.  

"Gak mungkin bisa yul. Ini wajib, ya harus diturutin" nasehat iis S. yang dekat dengan pak mustopa atau semua dosen memang dekat dengannya. Hebat euy...  

Sedangkan Merry menggerutu dalam hati, ini jadi lebih merepotkan. Bagaimana ini? "  

“teh merry, gimana? Teteh mau tinggal di rusunawa?" Pertanyaan dillah menyadarkan lamunan merry.  

"Eh, pengennya sih enggak dil tapi tergiur sama gratisnya.... he...."  

"Bukannya teteh jauh rumahnya. Kan enak kalau tinggal di rusun. Ya teh mumpung gratis"  

"tapi, Ada banyak alasan untuk tidak ikut dil. Dilah gimana? Dilah ngekos di ulumudin kan?ntar gimana bilangnya?"  

"Engko lah teh, kita ngomong dikit karo batur ning ulumudin. Kayaknya ada temen dhilah di ulumuddin yang ikut. Mungkin nanti izin dulu ke bapak pondoknya" Fadillah menjelaskan.

 Choe dari tempat duduk belakang mendekatkan wajahnya ke obrolan merry dan dilah. Kebetulan dhilah dan merry duduk paling depan dan tepat di depannya. "Gimana nich, formulirnya harus diserahin besok. Besokkan kita gak ada mata kuliah" lesu choe, ia malas berangkat cuma untuk ngasih formulir setuju. Meski rumahnya di kubang sumber. Gak terlalu jauh dan juga gak terlalu deket.  

Merry tepok jidat baru nyadar, "ah, ya. Tapi ada tandatangan orangtuanya juga" bingung merry bertambah. "Teh merry katanya gak ikut? Kok mau diisi formulirnya?" Tanya dilah kemudian.  

"Wajib dilah, mau gak mau harus diisi dan ikut kegiatan ini. Kalau bisa milih sih, saya juga gak ikut. Dhiar juga." Celetuk choe dengan nada sedikit tinggi.  

"Iya dil. Mau gimana lagi. Harus ikut" sanggah merry masih lesu.  

 "Pada bisa tandatangan orangtua kan. Isi aja sekarang. Biar besok gak kesini" saran dhiar.  

Di kubu lain, winda juga sebel karena baru sebulan lebih ia ngekos. Dan sudah dibayar untuk setahun. Dan kayaknya kalau keluar gak bisa diambil lagi uangnya dan ibu kos- kosannya baik lagi.  

"Mudah-mudahan sih bisa win. Jangan berpikiran negatif dulu" saran nunung.  

"Iya, nung. Makasih"

 "Jadi, mau diisi sekarang apa besok?" Seru ela tampak gelisah. Ia sebenarnya juga gak mau ikut. Tapi denger kata wajib. Ya gak bisa bilang enggak. Jadi ngalir aja lah....  

Yulinda mendekati mereka yang duduk di pojok kanan kelas. ikut nimbrung" gimana nung? Rumahku kan deket, suka jaga warung lagi. Yang deket mah gak usah gitu. Gak apa-apa...." masih dengan ocehan yang sama.  

" sama, nung juga deket rumahnya, gimana yach. . . Ya udah ntar bilang dulu ja. Mungkin besok kesini lagi. Gak tau winda ma ela."  

"Masih mikir yul" ucap ela.  

"Saya mah nanti ja formulirnya. Toh sekarang masih dikosan gak pulang. Mendengar jawaban itu. Yulinda pindah kedepan mau nanya ke choe gimana? Dan mereka masih berunding tentang formulir. "gimana dil? Mau dikumpulin kapan. Kita sih sepakat sekarang." Ucap bernama lengkap maryanah siti aminah ini mengumpulkan 3 lembar formulir ditangannya milik dhiar, choe dan dirinya sendiri.  

"Dhilah juga mau sekarang, karena besok ada urusan" "Saya juga besok aja, gak enak kalau bukan asli tandatangan orang tua. Sekalian mau izin dulu barangkali gak boleh" jawab Yulinda setelah ditanya choe.  

"Oh ya udah, enggak apa-apa"  

"Kamu mah deket yul, enak" sambung Dhiar.  

"Golongan winda gimana?" ucap merry sambil ngelihat winda yang masih asyik ngobrol. Tapi winda sadar.  

"Apa mer?? Kangen ya..." teriaknya memanggil kemudian.  

"Ah, ang winda dan lainnya gimana?" Tanya merry. "Law merry mah sekarang"  

" kita mah besok aja.... kalau mau sekarang cepet atuh dikumpulin. Golongan iis s. Dan ter nur udah pada ke pak mustopa.

 " beneran nich pada ikut semua?" Tanya yulinda masih pengen gak ikut.  

"Sebenarnya gak apa- apa juga. Biar kita tambah akrab, ntar kan bisa berangkat bareng, masak bareng, tidur bareng. Yang penting kebersamaan, kita baru keluar jauh dari rumah kan. Yah hirung- hitung membentuk kedewasaan kita" advise merry yang juga menasehati dirinya sendiri bahwa kegiatan ini tidak apa-apa baginya meninggalkan rumah. Ia mulai menerima dan tampak mulai ceria. Semuanya mangguk-mangguk.

 " Bener juga mer kamu pinteur" sahut choe di dekatnya sambil memukul pantat merry.  

"Si choe bener-bener kebiasaan" kata dhiar yang sering melihat hal tersebut.  

"Ya nich sakit tau.... choe dasar!!" Gerutu merry sambil berusaha menghilangkan pedih di pantatnya.  

"He....hee... maaf, maaf.... tapi enggak apa-apa kan?" Dan sekali lagi choe menepuk pundak merry keras dengan alasan mau meluk.  

Merry mulai ngejauh. "Sana pergi...enggak kenal sama kamu. Hush... hush..." nada bicara merry yang lucu membuat semuanya tertawa ditambah choe gak nyerah untuk mendekati merry.  

Tiba- tiba dari arah pintu, Fitri mendekati dhiar. , "dhiar anteur kaditu yuk?" Ajaknya kemudian.  

"Ya yuk! Choe ikut gak?" Ajak dhiar lagi.  

" henteu, maneh bae. Urang didieu heula" jawab choe masih tetep menjahili penyuka kangkung ini.  

" enggeus kaditu bae ge....." pinta merry sambil ngusir.  

" lah suka pura- pura. Sini jalan sama aku. Choe menarik tangan merry.  

Mereka bertujuh pun memutuskan untuk nongkrong di warung depan kampus beli minuman berupa es ambil ada juga yang fotokopi ktm buat persyaratan di formulir. Merry, choe, fadillah dan dhiar yang duluan ngumpulin formulir pendaftaran soalnya besok mereka gak bisa datang, sedangkan yang lainnya besok.

 Okeh, akhirnya semua pamitan merry di bonceng yulinda sampai by pass. Diperjalanan yulinda masih tetap pengen gak ikut toh, kayaknya sama saja tinggal dirusunawa. Yulinda masih bisa kerumah. Dan mungkin ini juga kali pertamanya ia tidur selain dirumah. Jadi agak gelisah sama persis dengan merry. Jadi sepanjang perjalanan merry cuma bilang kata ya dan sama. Ck....ckkk....

Hari berikutnya nunung dan yulinda menyerahkan formulir mereka berdua dan formulir lainnya (winda dan ela) nitip. Mereka berdua berinisiatif melihat RUSUNAWA, Ingin mengetahui dalamnya. Kemudian menceritakan pada teman lainnya saat bertemu kembali bahwa RUSUNAWA memiliki 5 gedung dan kamar dan kamar dengan 2 ranjang, 2 meja belajar, 4 kursi dan 2 lemari.

Dan berapa hari kemudian, tepat pada hari jumat. Mereka mendadak diberi tahu harus menginap di rusunawa sebagai pembukaan. Sebenarnya Fadillah, merry dan lainnya tidak berniat untuk menginap karena tidak membawa pakaian ganti. Tapi, mendengar pak Mustofa tidak mengijinkan pulang dengan keadaan terpaksa. Mereka pun akhirnya menginap.

"dikira bakal satu kamar ternyata dipisah sama anak PBI yah. . ." gumam si cantik yulinda, duduk di kursi kamar RUSUNAWA milik Winda.

"iya. . ." serempak mereka lesu.

"eh, mau mandi dimana? Ke kosan aku aja yuk!" ajak yang senang makan mieget ini alias winda.

"yuk, enggak ada sabun disini. Enakkan tempat winda" sambung Ela yang sudah sering banget berkunjung kesana.

"sekalian pinjam bajunya teteh ya. . ." celetuk merry tiba-tiba.

"hah!! Kau ini. . . Udah badan gede. Mana cukup bajuku dengan tubuhmu. Ntar robek malah!" gaya khas bicara Winda, bernada cepat tapi lucu.

"ha. . . Ha. . . Canda"

"Dilah, mau ikut enggak?" ajak nunung saat fadillah baru masuk ke kamar Winda.

"mau kemana, teh?" tanya gadis polos ini.

"ke kosannya win, mandi disana nok" sambung winda memaparkan.

"oh. . . Boleh, tadinya juga mau ke ulumudin. Tapi, ikut teh winda aja lah"

ok, lets go to kosannya winda! Beranjaklah mereka berenam keluar RUSUNAWA. Yang lima (winda, ela, yulinda, fadillah, merry) ke kosan winda, sedangkan nunung kerumahnya sendiri karena ada perlu juga. And mereka sepakat berkumpul kembali jam 5 sore lebih.

Dan di kosan Winda, mereka bergantian mandi dan gantian sholat. Ketika menunggu giliran mereka mengobrol. Tiba-tiba pembicaraan menuju ketentang orang yang disuka.

"mer kamu udah pacaran? Soalnya yang lain mah udah pada tau. Nah kamu law di tanya gak jawab terus" tanya winda tanpa basa-basi. "jawab ya. . ."

". . . ." mikir lama mau cerita enggak dan yang lain berwajah penasaran.

"gak pacaran teh, tapi kita sih janji mau bertemu 4 tahun kemudian. Biar merry fokus kuliah dan dia fokus dengan kesuksesannya. Jadi, jangan sampai tergoda dengan yang lain. Tapi kalau memang jodoh"

ceritanya kemudian namun dalam benaknya ketika mereka kembali berjalan ke RUSUNAWA, sms janji tu tidak pernah di balas tapi ia sangat percaya, pesannya di baca. Jadi, ia pun selalu berusaha menjaga diri agar tidak jatuh hati.

Diperjalanan itu juga, merry sms ke nunung, "kita udah mau ke rusunawa" sms pun terkirim.

HP Nunung berdering di dalam tas cokelatnya, lalu dilihatnya dan mulai mengetik untuk membalas, " ya, aku juga udah naik angkot"

entah kebetulan atau tidak, tepat di depan jalan menuju jalan RUSUNAWA, Merry dan kawan-kawan yang hendak menyebrang melihat nunung sudah ada diseberang sana.

"wah, tepat Banget ya!!" ucap Ela yang tiba duluan setelah menyebrang.

"ya. . . " jawab singkat sinama lengkap Nunung Nuriyah ini.

Di rusunawa, choe bersama yang lainnya menyambut mereka.

"kemana ja, gak ngajak ih" sedikit kesal.

"ke kosan winda, we. Mandi. Kamu dah mandi lum?" yulinda mendekati.

"suruh siapa ngilang, whyee. . ."ledek merry gak mau deketin, takut di pukul.

"dah, di kosan fitri. Dasar big angel. . ."

mereka pun mengikuti berbagai kegiatan di RUSUNAWA dari pembukaan sampai tidur di kamar masing-masing. Bagi Ela, nunung, yulinda, merry dan choe ini adalah kali pertama mereka tidur tidak di kamarnya sendiri. Ada bau yang berbeda. Tapi bagi winda dan fadillah lain. Winda sudah pernah di kosan dan fadillah di pesantren ulumuddin. Dan mereka sudah terlelap. Zzz. . . Zzz

5. RUSUNAWA