Makalah Percaya Diri dan Tidak Mudah Putus Asa
Makalah ini dibuat waktu semester dua nich Sahabat Bluestoking, untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Sekarang udah hampir mau UAS nich semester 7. Udah mulai harus siap-siap tugas akhir bukan?? Skripsi maksudnya. hehe... doain ya semoga Lancar dalam pembuatannya. Amiin...
Selain itu harus udah memiliki progress ke depannya. Apapun rintangan di depan yang akan semakin sulit dari sebelumnya, Sahabat Bluestoking dan Maryanah Siti Aminah (Panggilannya Merry ^_^) harus tetap percaya diri, pasti bisa menghadapi semuanya itu. Dan jika memang sulit mengatasinya, tidak boleh mudah putus asa ya!!
Ada pepatah mengatakan bahwa jika kamu jatuh 1000kali sekalipun maka bangkitlah 1001 kali. Pasti ada jalan...
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mungkin kita semua tahu, dalam diri manusia pasti memiliki
kekurangan yang mengakibatkan manusia tersebut tidak percaya diri. Mereka
menjadi enggan berbuat sesuatu, karena merasa dirinya tidak bias berbuat
apa-apa. Perkara yang paling bisa menghancurkan manusia bukan sesuatu yang
datang dari luar dan kemudian menyergap hidupnya. Entah itu kehilangan
pekerjaan, kehilangan kekasih, atau kehilangan pendapatan. Bukan itu, tetapi
hal yang paling buruk yang bisa terjadi di dalam kehidupan seseorang adalah
ketika orang tersebut kehilangan kepercayaan diri terhadap dirinya sendiri.
Istilah lainnya, meminjam bahasa gaul remaja, tidak lagi pede.
Orang yang putus asa
berarti ia tidak lagi bisa mempercayai dirinya sendiri. Hal ini merupakan hal
yang paling berbahaya karena keputusasaan datang dari dalam hati seseorang.
Sesuatu yang datangnya dari luar, sejalan dengan waktu dapat disingkirkan,
tetapi apa yang terjadi di dalam hidup manusia, hanya orang yang bersangkutan
itulah yang bisa menyelesaikannya. Berapa banyak orang yang putus asa, yang
kehilangan kepedean terhadap dirinya sendiri, dan kemudian merasakan letih
lesu, lunglai sehingga merasa tak ada lagi yang dapat dilakukan selain
mengakhiri hidupnya. Menurut saya, inilah masalah yang paling besar ketika kita
tidak bisa lagi melihat bahwa di dalam hidup kita ada sesuatu yang masih
bernilai.
1.2. Rumusan Masalah
dari latar belakang
diatas adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
a)
Sebutkan dalil yang berkaitan dengan
percaya diri !
b)
Sebutkan dalil yang berkaitan dengan
tidak mudah putus asa !
c)
Apa implikasi dari dali-dali tersebut
pada dunia pendidikan?
1.3 Tujuan
dari
rumusan masalah diatas dapat di tarik suatu tujuan yakni :
a)
menyebutkan dalil yang berkaitan dengan
percaya diri
d)
menyebutkan dalil yang berkaitan dengan
tidak mudah putus asa
b)
membahas implikasi dali-dalil
tersebut dalam dunia pendidikan
BAB 2. PEMBAHASAN
PERCAYA DIRI DAN TIDAK PUTUS ASA
2.1 Surat Al
Baqarah ayat 223
نِسَآؤُكُمْ
حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُواْ حَرْثَكُمْ وَقَدِّمُواْ لأَنفُسِكُمْ وَاتَّقُواْ
اللّهَ وَاعْلَمُواْ أَنَّكُم مُّلاَقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ {223}
Artinya: Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah
tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu
bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu,
dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya.
Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.
Lafal
|
Arti
|
Lafal
|
Arti
|
نِسَآؤُكُمْ
حَرْثٌ
أَنَّى شِئْتُمْ
فَأْتُو
أَنَّى شِئْتُمْ
|
Istri-istrimu
Tempat
bercocok tanam.
Sesuka hatimu
Maka
datangilah
Kapan saja
kalian kehendaki
|
مُّلاَقُوهُ
وَبَشِّرِ
|
Akan
menemuinya
Dan berilah
kabar gembira
|
Tafsir:
Dalam ayat ini, istri diumpamakan dengan kebun tempat bercocok tanam dan
tempat menyebarkan bibit tanam-tanaman. Boleh mendatangi kebun itu dari mana
saja arahnya asal untuk menyebarkan bibit dan untuk berkembangnya tanam-tanaman
dengan baik dan subur.
Istri adalah
tempat menyebarkan bibit keturunan supaya berkembang dengan baik. Maka seorang
suami boleh bercampur dengan istrinya dengan berbagai cara yang disukainya asal
tidak mendatangkan kemudaratan.
Jelaslah bahwa maksud perkawinan itu adalah untuk mendapatkan keturunan bukan
hanya sekedar bersenang-senang melepaskan nafsu dan syahwat. Untuk itu Allah
menyuruh berbuat amal kebajikan sebagai persiapan untuk masa depan agar
mendapat keturunan yang saleh, berguna bagai agama dan bangsa, serta berbakti
kepada kedua orang tuanya.
Kemudian Allah menyuruh para suami agar berhati-hati menjaga istri dan
anak-anaknya, menjaga rumah tangga jangan sampai rusak dan berantakan. Karena
itu bertakwalah kepada Allah. Sebab akhirnya manusia akan kembali kepada Allah
jua, dan akan bertemu dengan-Nya di akhirat nanti untuk menerima balasan atas
setiap amal perbuatan yang dikerjakannya di dunia. Allah swt. menyuruh agar
setiap orang yang bertakwa kepada-Nya diberi kegembiraan bahwa mereka akan
memperoleh kebahagiaan di dunia ini dan juga di akhirat kelak.
Pelajaran dari
Ayat :
a) Dalam mendapatkan Ilmu harus menjalaninya dengan penuh
semangat.
b) Tidak perlu malu untuk bertanya mengenai ilmu.
c) Jika seseorang mendapatkan haid dan terkena sesuatu
maka harus dibersihkan karena haid adalah kotor dan najis.
d) Wajib bagi seorang lelaki(suami) menjauhi
wanita(istri) yang sedang haid, dan haramnya jima’ ketika haid (dan nifas).
Karena hal itu adalah suatu kotoran yang menimbulkan madharrat (bahaya) bagi
mereka berdua. Begitu pula haram, jika selesai dan belum mandi wajib.
e) Dalam bertindak sesuatu harus dengan ikhtiar dan niat
sungguh-sungguh agar memperoleh hal yang baik pula.
Implikasi
terhadap dunia pendidikan:
·
Semangat dalam
menuntut ilmu, jangan putus asa. Jika hasil yang kita dapat belum maksimal,
bukan karena siapa-siapa melainkan karena diri kita sendiri, mungkin usaha kita
yang kurang maksimal
·
Dalam menuntut
ilmu kita wajib memahami tata cara menuntut ilmu, sehingga ilmu yang kita dapat
sesuai dengan yang kita harapkan.
·
Kapanpun dan
dengan cara apapun kita menuntut ilmu itu diperbolehkan asalkan tidak melanggar
ketentuan agama Islam
·
Menuntut ilmu
harus jujur dalam mengintrospeksi diri demi perbaikan diri kita
·
Senantia berdo’a
sebelum menuntut ilmu, dan senantiasa bertaqwa kepada Allah.
·
Dalam menuntut
ilmu kita harus senantiasa mengajak kepada kebaikan, dengan memberi kabar
gembira bagi orang-orang yang beriman.
2.2 Surat al
Zalzalah ayat 1-8
·
Az Zalzalah (99)
ayat 1
إِذَا زُلْزِلَتِ
الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا
Artinya: Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang
dahsyat),
·
Az Zalzalah (99)
ayat 2
وَأَخْرَجَتِ
الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا
Artinya: dan bumi telah mengeluarkan beban-beban
berat (yang dikandung)nya,
·
Az Zalzalah
(99) ayat 3
وَقَالَ
الْإِنسَانُ مَا لَهَا
Artinya: dan manusia bertanya: "Mengapa bumi
(menjadi begini)?",
·
Zalzalah (99)
ayat 4
يَوْمَئِذٍ
تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
Artinya: pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
·
Az Zalzalah (99)
ayat 5
بِأَنَّ رَبَّكَ
أَوْحَى لَهَا
Artinya: karena sesungguhnya Tuhanmu telah
memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
·
Az Zalzalah (99)
ayat 6
يَوْمَئِذٍ
يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ
Artinya: Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya
dalam keadaan bermacam- macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)
pekerjaan mereka,
·
Az Zalzalah (99)
Ayat 7
فَمَن يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
·
Az Zalzalah (99)
ayat 8
وَمَن يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Artinya: Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Lafald
|
Arti
|
Lafald
|
arti
|
إِذَا
زُلْزِلَتِ
تُحَدِّثُ
|
Apabila
Gerakan dasyat
yang disertai dengan goncangan
Ia
menceritakan
|
يَصْدُرُ
النَّاسُ
أَشْتَاتًا
مِثْقَالَ
شَرًّا
|
Kembali
Manusia
Bermacam-macam
Seberat
kejahatan
|
Tafsir:
Dalam tafsir Ibnu
Katsir, diriwayatkan dari Tirmidzi bahwa seorang lelaki tua mendatangi
Rasulullah shalallahua’alaihi wasallam dan meminta diajarkan bacaan Al Qur’an
yang pendek sehingga tidak menyulitkan beliau yang sudah lemah, maka Rasulullah
mengajarkan surat Al Zalzalah ini. Kemudian lelaki itu bersumpah bahwa ia tidak
akan menambah surat
lain (cukup dengan
mempelajari dan mengamalkan surat
ini). Maka Rasulullah mengatakan setelah pria itu pergi, ‘Beruntung orang
tersebut, beruntung orang tersebut’.
Dua tahap kejadian akhirat
Pada surat ini
dikisahkan dua tahap kejadian hari kiamat
yaitu masa penghancuran dan masa kebangkitan. Pada tahap penghancuran inilih
bumi digoncangkan dengan goncangan yang begitu dahsyat. Menggambarkan
kedahsyatan hari ini, Allah mengabarkan bahwa pada hari itu manusia layaknya
kupu-kupu yang beterbangan karena goncangan yang hebat, bahkan gunung-gunung
yang kita lihat begitu kokoh pun pada
hari itu akan
seperti bulu yang
dihambur-hamburkan*.Setelah semuanya hancur, maka dibangkitkanlah semua
manusia dari kematiannya dengan keadaan
yang bermacam-macam. Sebagian muka pada hari itu berseri-seri karena bergembira
atas balasan yang akan segera mereka dapatkan, namun sebagian lagi dengan muka
yang gelap karena
takut akan siksa
yang diakibatkan oleh perbuatannya didunia. Bahkan demi
menyelamatkan dirinya dari siksa yang ditakutinya ia rela menebus dirinya
dengan anak-anak, isteri juga saudara-saudaranya**..na’uudzubillahi min
dzaalik.Semuanya akan dimintai pertanggungjawaban
Pada hari itu siapapun
yang mengamalkan kebaikan sekecil apapun akan
melihat amal tersebut,
sebaliknya sekecil apapun
amal keburukan yang pernah dilakukannya ia akan melihatnya.Inilah inti dari keimanan kepada hari akhirat, keyakinan bahwa apapun yang
kita lakukan di dunia ini maka kita akan dimintai pertanggungjawaban. Sebagian
ulama mengistilahkannya konsep Ad-Diin
yaitu meyakini bahwa
semuanya akan dibalas secara
adil. Setelah menceritakan perbuatan
curang manusia dalam
bentuk mengurangi timbangan bagi orang lain sementara untuk dirinya ia
meminta yang lebih, Namun
kita manusia…Sebagai manusia, tentu ada saatnya kita terjatuh dalam kesalahan.
Abu Bakr Ash Siddiq yang begitu besar rasa takutnya kepada Allah ta’ala
menangis ketika turunnya surat Al Zalzalah ini. Sebagaimana diceritakan dalam
tafsir Al Qurthubi dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, maka rasulullah berkata
kepada Abu Bakr dan tidak berbuat salah dan dosa, sehingga Allah mengampuni
kalian maka Allah akan menciptakan makhluk lain yang berbuat salah dan dosa
sehingga Allah akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun dan
maha Penyayang Semoga dengan
mempelajari surat yang
pendek ini kita
dapat menjadi orang yang beruntung. Karena dengannya kita bersemangat
untuk melakukan kebaikan sekecil apapun, meski tanpa disaksikan siapapun, karena
kita yakin pasti
kita akan mendapat
balasan kebaikan dari amal tersebut. Sebaliknya kita merasa takut untuk
melakukan kemaksiatan sekecil
apapun, walau tak seorang
pun mengetahuinya, karena kita
yakin bahwa kita
akan mempertanggungjawabkan hal tersebut. Dan bila kita terjatuh dalam
perbuatan dosa dan maksiat, semoga Allah memberi kita hidayah untuk bangkit,
beristighfar, meminta ampun
kepada-Nya serta menguatkan tekad
untuk tidak mengulangnya.Semoga Allah member taufik dan hidayah Nya agar kita
terlindung dari perbuatan dosa dan maksiat, dan mendapat ridho-Nya untuk
istiqamah mengamalkan dan
menambah amal-amal sholih
kita. (Tsdipura)
Dalam ayat-ayat ini
Allah memperincikan balasan amal masing-masing. Maka barangsiapa beramal baik,
walaupun amalnya itu seberat atom atau karena terlalu kecil niscaya akan
diterima balasannya, begitu pula yang beramal jahat walaupun seberat atom akan
merasakan balasannya. Amal kebajikan orang-orang kafir tidak dapat menolongnya
dan melepaskannya dari siksa kekafirannya. Mereka akan tetap sengsara
selama-lamanya di dalam neraka.
Adapun keterangan ayat
yang menyatakan bahwa pahala amal perbuatan mereka tidak berguna, maksudnya
tidak dapat melepaskan mereka dari siksa kekafiran, walaupun ada keringanan
dari siksa kejahatannya selain azab kekafiran. Adapun siksa kekafiran tidak
akan dikurangi sedikitpun.
Pelajaran dari ayat:
a)
Bahwa tidak ada seorangpun yang
mengetahui hari kiamat sehingga mereka akan senantiasa berusaha dalam menggapai
sesuatu.
b)
Betapa dasyatnya hari kiamat itu. Maka
pikirkanlahlah situasi tersebut sehingga kita bukan termasuk golongan kafir
saat hari kiamat tiba dengan tidak berputus asa dalam keadaan apapun.
c)
Dan jika mengalami masalah (kiamat
kecil) seperti bencana, kita harus senantiasa percaya diri membangun kembali
sesuatu yang rusak agar kembali seperti awalnya karena bencana tersebut tidak
lebih hebat dari hari kiamat.
d)
Jaga dan rawat dengan baik alam ini
karena hal tersebut adalah ulah mereka sendiri yang tidak dapat menyeimbangkan
eksistensi alam.
e)
Berbuatlah banyak kebaikan karena
kebaikan sekecil apapun akan dibalas oleh ALLAH swt.
f)
Dan janganlah menjadi orang kafir karena
sesungguhnya amalan baik kaum kafir itu dilebur dan tidak bermanfaat untik
dirinya.
Implikasi dalam dunia pendidikan:
·
Kita tidak boleh sombong dengan ilmu
yang kita miliki, karena ilmu manusia memiliki keterbatasan.
·
Senantiasa mempelajari dan mengambil
hikmah dari peristiwa atau masalah yang terjadi, dan mau berubah menjadi lebih
baik
·
Belajarlah dari alam ini, karena masih
banyak yang belum kita ketahui.
·
Senantiasa percaya diri membangun
kembali diri kita dari keterpurukan dan kegagalan, karena tidak sehebat
keterpurukan saat hari kiamat
·
Percaya bahwasanya kita berada pada
jalan yang benar, yang diridhoi oleh Allah SWT, karena menuntut ilmu adalah
perintah dari Allah SWT, sehingga akan dibalas oleh Allah dihari akhir kelak.
2.3 Ali Imran
(3) ayat 82
فَمَن تَوَلَّى
بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: Barang siapa yang berpaling sesudah itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik
Lafald
|
Arti
|
Lafald
|
Arti
|
فَمَن
تَوَلَّى
تَوَلَّى بَعْدَ ذَلِكَ
|
Maka barang
siapa
Ia berpaling
Sesudah itu
|
فَأُوْلَـئِكَ
الْفَاسِقُونَ
|
Maka mereka
itu
Orang-orang
fasik
|
Tafsir:
Barang
siapa berpaling sesudah diambil perjanjian untuk persatuan ini, kemudian
menjadikan agama sebagai alat pemecah belah dan permusuhan, di samping tidak
mau beriman kepada Nabi akhir zaman yang membenarkan pendahulunya, kemudian
tidak mau menolongnya, maka mereka adalah orang – orang yang ingkar lagi fasik.
Pelajaran dari ayat:
a)
Kita harus mengikuti syariat Nabi
Muhammad SAW yang sudah dijadikan oleh Allah SWT sebagai Nabi akhir zaman.
Implikasi dalam dunia pendidikan:
·
Dalam menuntut ilmu harus diddasari
dengan tujuan untuk memajukan agama islam.
·
Ilmu yang kita dapatkan harus kita
gunakan sebaik-baiknya di jalan Allah.
·
Kita harus mengikuti syariat Nabi
Muhammad SAW dalam menuntut ilmu
·
Dalam menuntut ilmu kita harus
berpedoman pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
2.4 Yusuf (12)
ayat 87
يَا بَنِيَّ
اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ
اللّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka
carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir".
Lafald
|
Arti
|
Lafald
|
Arti
|
يَا
بَنِيَّ
فَتَحَسَّسُواْ
|
Wahai
Anak-anakku
Maka
cailah/selidikilah
|
وَلاَ تَيْأَسُواْ
رَّوْحِ
|
Dan jangan
kalian berputus asa
rahmat
|
Tafsir:
Sebagai
anak yang patuh kepada orang tua. Niscaya akan melaksanakan apa yang
dikehendaki oleh ayah mereka. Pegangan beliau adalah jangan berputus asa dari
Rahmat Allah yang diberikannya pada anak-anaknya. Tapi mungkin perkataan ayah
mereka menimbulkan pemikiran diantara pemikiran masing-masing, sebab mereka
diwaktu itu sudah menjadi orang dewasa, yang berusia lebih 40 tahun pada
umumnya, mungkin timbul pertanyaan dalam hati, barangkali yang dipertuan muda
di Mesir itu adalah Yusuf. Mengapa harga gandum mereka dikembalikan? Mengapa benyamin
ditahan? Mengapa sambutan mereka mengandung kasih sayang? Mungkin telah ada
yang merasakan hal ini. Tapi mereka belum berani mengatakannya karena takut
hanya menjadi sebuah persangkaan saja.dalam perasaan yang demikian, mereka
berangkat ke Mesir, melaksanakan kehendak ayah mereka, mencari Yusuf dan
saudarana. Apa lagi musim kemarau selama 7 tahun itu, sudah mencapai puncak kesengsaraan.
Persediaan makanan di dusun-dusun tambah lama tambah kering dan harta benda
untuk membeli makanan di Mesir, makin kurang. Dalam keadaan itu, mereka
berangkat.
Pelajaran dari
ayat:
a) Kita harus menurut pada perkataan orangtua karena
restu orangtua adalah restu Allah SWT juga.
b) Jangan pernah sekalipun berputus asa, karena Allah SWT
akan senantiasa memberi rahmat-Nya pada kita. Maka dari itu tetaplah berusaha.
Implikasi dalam dunia pendidikan :
·
Sebelum menuntut ilmu kita harus meminta do’a restu dari kedua orang tua
kita agar ilmu yang kita dapatkan menjadi barokah dan bermanfaat.
·
Tidak berputus asa dalam menuntut ilmu, karena rahmat Allah senantiasa
diberikan kepada kita.
·
Percaya diri tidak ada yang sia-sia dalam menuntut ilmu, kita harus yakin
akan rahmat Allah.
2.5 Surat Al
hijr ayat 52 - 56
إِذْ دَخَلُواْ
عَلَيْهِ فَقَالُواْ سَلامًا قَالَ إِنَّا مِنكُمْ وَجِلُونَ {52}قَالُواْ لاَ
تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلامٍ عَلِيم{53} قَالَ
أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَى أَن مَّسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ{54}
قَالُواْ بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلاَ تَكُن مِّنَ الْقَانِطِينَ {55}قَالَ وَمَن
يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلاَّ الضَّآلُّونَ {56}
Artinya: (52.)Ketika
mereka masuk ke
tempatnya, lalu mereka mengucapkan:
"Salaam". Berkata
Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu".
(53)
Mereka
berkata: "Janganlah kamu
merasa takut, sesungguhnya kami memberi
kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak
laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim [803] ". Yang dimaksud dengan seorang anak laki-laki yang
alim ialah Ishak a.s.
(54)
Berkata
Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku
padahal usiaku telah
lanjut, maka dengan
cara bagaimanakah
(terlaksananya) berita gembira
yang kamu kabarkan ini?"
(55)
Mereka
menjawab: "Kami menyampaikan
kabar gembira kepadamu
dengan benar, maka janganlah kamu
termasuk orang-orang yang
berputus asa".
(56)
Ibrahim berkata: "Tidak ada orang
yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".
Lafald
|
Arti
|
Lafald
|
Arti
|
إِذْ
دَخَلُوا
وَجِلُون
تَوْجَلْ َ
نُبَشِّرُكَ
|
Ketika
Masuk
Khawatir
Kamu takut
Beri kabar gembira padamu
|
بِغُلامٍ
مَّسَّنِيَ
الْقَانِطِينَ
الضَّآلُّونَ
|
Dengan
anak laki-laki
Terjadi
atas diriku
Orang-orang
yang berputus asa
Orang-orang
yang sesat
|
Tafsir:
Allah
SWT berfirman, “ kabarkanlah kepada mereka hai Muhammad, kisah malaikat –
malaikat yang menjadi tamu Ibrahim, bagaimana mereka masuk ketempatnya dengan
memberi salam. Kemudian menyampaikan berita gembira bahwa dia (Ibrahim) akan
dikaruniakan seorang anak laki – laki
yang akan menjadi alim, yaitu ishaq. Ibrahim yang pada mulanya merasa takut,
karena sikap mereka yang aneh yang tidak mau menyentuh sedikit pun dari
hidangan yang dihormatkan kepada mereka, ‘ bagaimana mungkin aku akan
memperoleh seorang anak padahal usiaku dan usia istriku sudah lanjut’.
Para
malaikat itu menjawab, “berita gembira ini adalah berita yang benar dan
hendaknya engkau tidak termasuk orang – orang yang berputus asa”
Ibrahim
berkata, bahwa ia tidak berputus asa, karena yang berputus asa dari rahmat
Allah hanyalah orang-orang yang tersesat.
Pembelajaran dari ayat:
a)
Apapun yang diberikan Allah SWT dalam
keadaan apapun kita harus menerimanya.
b)
Janganlah berputus asa atas Rahmat yang
diberikan oleh Allah SWT.
Implikasi
dalam dunia pendidikan :
- Tidak putus asa dalam menuntut ilmu, meski menurut akal sehat sudah tidak mungkin lagi akan berhasil, karena Allah maha kuasa atas segalanya.
- Percaya diri dan selalu optimis berhasil dalam menuntut ilmu karena tidak ada yang mustahil ditangan Allah SWT.
2.6
Implikasi di Dalam Dunia Pendidikan
·
Dalam mencari ilmu kita harus penuh
semangat, dan percaya diri. Dengan hal itu kita mampu menghadapi rintangan
sebesar apapun karena yakin Allah senantiasa merestui jalan kita.
·
Jika kita mengalami kesulitan dalam
menghadapi masalah, janganlah berputus asa bertanyalah dan jangan merasa malu
untuk belajar pada siapapun.
·
Semangat dalam
menuntut ilmu, jangan putus asa. Jika hasil yang kita dapat belum maksimal,
bukan karena siapa-siapa melainkan karena diri kita sendiri, mungkin usaha kita
yang kurang maksimal
·
Dalam menuntut
ilmu kita wajib memahami tata cara menuntut ilmu, sehingga ilmu yang kita dapat
sesuai dengan yang kita harapkan.
·
Kapanpun dan
dengan cara apapun kita menuntut ilmu itu diperbolehkan asalkan tidak melanggar
ketentuan agama Islam
·
Menuntut ilmu
harus jujur dalam mengintrospeksi diri demi perbaikan diri kita
·
Senantia berdo’a
sebelum menuntut ilmu, dan senantiasa bertaqwa kepada Allah.
·
Dalam menuntut
ilmu kita harus senantiasa mengajak kepada kebaikan, dengan memberi kabar
gembira bagi orang-orang yang beriman.
·
Dalam menuntut ilmu harus diddasari
dengan tujuan untuk memajukan agama islam.
·
Ilmu yang kita dapatkan harus kita
gunakan sebaik-baiknya di jalan Allah.
·
Kita harus mengikuti syariat Nabi
Muhammad SAW dalam menuntut ilmu
·
Dalam menuntut ilmu kita harus
berpedoman pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
·
Sebelum menuntut ilmu kita harus meminta do’a restu dari kedua orang tua
kita agar ilmu yang kita dapatkan menjadi barokah dan bermanfaat.
·
Tidak berputus asa dalam menuntut ilmu, karena rahmat Allah senantiasa
diberikan kepada kita.
·
Percaya diri tidak ada yang sia-sia dalam menuntut ilmu, kita harus yakin
akan rahmat Allah.
·
Tidak putus
asa dalam menuntut ilmu, meski menurut akal sehat sudah tidak mungkin lagi akan
berhasil, karena Allah maha kuasa atas segalanya.
·
Percaya diri
dan selalu optimis berhasil dalam menuntut ilmu karena tidak ada yang mustahil
ditangan Allah SWT.
BAB 3. PENUTUP
2.3 KEIMPULAN
Jadi, jangan pernah lagi berdoa dan memohon
kepada Tuhan untuk membereskan semuanya. Namun, berdoalah supaya Tuhan menjamah
hidup kita atau menguatkan diri kita serta memberi kita kepercayaan dan
penyertaan-Nya sehingga kita muncul sebagai orang yang tangguh dan
berkemenangan. Cara kerja Tuhan berbeda dengan apa yang kita harapkan. Ia tidak
menyingkirkan semua masalah, lalu berkata, "Mari Gideon kita maju."
Kalau memang semuanya, maka untuk apa maju lagi? Akan tetapi, Ia membereskan
Gideon dan hatinya terlebih dahulu dan memulihkan dan kepercayaan dirinya.
Setelah Gideon dipulihkan kepercayaan dirinya, maka ia bersama dengan Tuhan
muncul sebagai orang yang berkemenangan.
Jadi, ketika seseorang putus asa dan letih
lesu, Tuhan tidak akan bekerja dengan cara mengubah sesuatu yang di luar dulu,
tetapi pertama-tama Tuhan akan berurusan dulu dengan orang tersebut. Kemudian,
Tuhan bersama-sama dengan orang ini akan menghadapi seluruh tantangan
pergumulan dan kesulitan. Dengan demikian, seperti yang dialami Gideon, sesuatu
yang berbeda akan terjadi di dalam hidup orang itu. Mengapa? Karena ia mulai
percaya bahwa dirinya tidak dibuang Tuhan. Bahkan, ia mulai merasakan ada Tuhan
di dalam hidupnya. Musuhnya tetap sama, bebannya tetap sama besar, kesulitannya
tetap masih ada, tetapi yang berbeda adalah diri orang itu sendiri. Seperti
Gideon, ia sudah dipulihkan kepercayaan dirinya. Ia sekarang sudah bersama
dengan Tuhan sehingga apa pun yang terjadi di luar adalah hal yang akan
diselesaikannya bersama dengan Tuhan.
Tidak semua dari kita mau mengakui bahwa
diri kita putus asa. Tidak semua dari kita mau mengakui bahwa diri kita berada
di dalam pergumulan besar. Namun, apa yang sedang kita alami akan tersirat
secara tidak langsung melalui apa yang kita ucapkan, misalnya keluhan-keluhan
dan ketidakpuasan-ketidakpuasan kita. Hal ini tampak juga ketika kita
kehilangan kepercayaan terhadap orang lain atau kepada diri sendiri.
Dalam keadaan seperti ini, pertama-tama
biarkan Tuhan berurusan dengan kita. Berdoalah meminta, bukan supaya Tuhan
membereskan semuanya, tetapi supaya Tuhan berurusan dengan kita. Waktu kita
bertanya-tanya, "Apa masih bisa, sedangkan orang tidak memercayai saya?
Bahkan, saya tidak memercayai diri saya sendiri." Saya yakin Tuhan bisa.
Tuhan ternyata masih percaya kepada kita. Karena itu, jika kita tidak bisa lagi
memercayai apa pun: hidup kita gagal, kita dianggap orang yang tidak berguna,
kita dianggap orang yang hanya menambahi beban masalah; maka di dalam kondisi
seperti itu, mari kita percaya kepada Tuhan. Ia tidak pernah meninggalkan kita.
Tuhan akan menemukan hal-hal indah di dalam hidup kita yang akan menjadi pintu
masuk bagi tangan-Nya untuk terus bekerja. Karena itu, saya mohon dengan
sangat, janganlah kita melakukan upaya bunuh diri kala kita kehilangan
kepercayaan kita. Tolong hargai hidup ini karena hidup adalah anugerah Tuhan.
Ingatlah bahwa Ia masih bisa melihat hal-hal yang indah, yang mungkin tidak
bisa dilihat oleh siapa pun. Percayalah kepada Tuhan karena Ia pun memercayai
Anda.
DAFTAR PUSTAKA
- " Al – Maraghi, Ahmad Mushthafa. 1986. Terjemah Tafsir Al – Maraghi jilid 3. Semarang: Toho Putra Semarang.
- " Bahreisy, Salim dan Said Bahreisy. 1988. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier jilid 4. Surabaya: Bina Ilmu.
- " Bin Muhammad, Abdullah, Tafsir Ibnu Katsir jilid 8, Bogor: Pustaka Imam Asy’syafi’I, 2004
0 komentar: