QUENNICK'S
Wah..... pengen bikin cerita yang sampai akhir tapi seringnya terhenti di tengah jalan, huft....
Menulis itu adalah hal yang ku suka.... hehe..... sekarang mau bikin cerita tentang genk sendiri waktu Kuliah yang bernama Quennick. tentu saja ini fiksi, meskipun ada yang factnya tapi hanya kita saja yang tau. hehe...
Oh ya sedikit Review, Novel Queennick's ini mengisahkan tentang perjalanan Merry (ini adalah kisah pertama dimana pemeran utamanya adalah penulis sendiri dimana sebelumnya saat SMP pemeran utamanya adalah Imam dengan judul "Impian Imam" dan saat SMA pemeran utamanya adalah Karanah dengan judul "Dua buah Cinta") yang masuk kuliah di Cirebon, meski sebenarnya ia tidak ingin kuliah menemukan sahabat yang peduli padanya dan mereka memiliki keunikan masing-masing maka nama genk mereka adalah Queennick's. tentu saja disini akan terdapat unsur persahabatan dan percintaan dari genk mereka yang punya motto "yang mendapatkan kita adalah orang yang beruntung". sok simak kisah unik mereka dalam Queennick's!!!
Met membaca, semoga bisa berlanjut....
Menulis itu adalah hal yang ku suka.... hehe..... sekarang mau bikin cerita tentang genk sendiri waktu Kuliah yang bernama Quennick. tentu saja ini fiksi, meskipun ada yang factnya tapi hanya kita saja yang tau. hehe...
Oh ya sedikit Review, Novel Queennick's ini mengisahkan tentang perjalanan Merry (ini adalah kisah pertama dimana pemeran utamanya adalah penulis sendiri dimana sebelumnya saat SMP pemeran utamanya adalah Imam dengan judul "Impian Imam" dan saat SMA pemeran utamanya adalah Karanah dengan judul "Dua buah Cinta") yang masuk kuliah di Cirebon, meski sebenarnya ia tidak ingin kuliah menemukan sahabat yang peduli padanya dan mereka memiliki keunikan masing-masing maka nama genk mereka adalah Queennick's. tentu saja disini akan terdapat unsur persahabatan dan percintaan dari genk mereka yang punya motto "yang mendapatkan kita adalah orang yang beruntung". sok simak kisah unik mereka dalam Queennick's!!!
Met membaca, semoga bisa berlanjut....
1. Ini adalah Awal
Udara masih terasa dingin,
sisa-sisa jejak hujan tadi malam yang cukup deras. Seorang gadis tinggi
semampai bersiap-siap untuk berangkat. Ia mengenakan jacket tebal favoritnya
berwarna biru. Ia memang tidak suka udara dingin.
"aih. . . Udaranya menusuk
tepat ke jantungku!" gumamnya menunggu di depan rumah.
"lebaynya keluar deh. .
." sahut lelaki yang cukup tampan ini keluar garasi sambil membawa
motornya.
"kalau di cirebon jangan
lebay ya, Merry" kedip sang kakak pada gadis yang ternyata adiknya.
"haha. . . Memangnya
kakak, ya bu!" sebelum naik ke motor, ia pamit pada ibunya.
"Jaga diri, jangan lupa
sholat dan jangan berteman dengan orang yang aneh-aneh"
Mendengar itu, merry hanya
tersenyum lebar seolah meyakinkan ibunya. Tapi, ia juga menegaskan bahwa ia
hanya menginap dua malam tiga hari di pondok As-shauqi untuk melaksanakan
bimbingan tes sebelum tes masuk perguruan tinggi STAIN diadakan. Jadi, enggak pergi berbulan-bulan kok.
Merry turun dari motor di
perempatan Jatiseeng, dan naik mobil elf jurusan babakan. Ya, kakaknya hanya
mengantar sampai disana saja. Ia kemudian duduk di paling belakang mobil
padahal mobil elfnya masih kosong. Bisanya orang-orang akan memilih duduk di
depan dan samping pak sopir. Toh, ia akan turun pas nyampe terminal Harjamukti
Cirebon. Memang seperti itu dia. Ia
melihat ke samping jendela, termenung cukup lama. Hingga akhirnya getaran
handphone menyadarkannya.
Ada pesan dari Sang Kupu,
"Sudah berangkat?"
"ya, sudah"
ia tersenyum simpul ketika
membaca pesan "hati-hati di jalan, jangan sampai nyasar ke Grage ya!! Ntar
malah baca komik lagi. Heeee........."
Akhirnya gadis bernama lengkap
Maryanah Siti Aminah ini sampai di Pondok As-shauqi, ia menatap sekeliling.
Orang-orang nampai datang bergerombol sedangkan ia hanya sendiri. Ia termenung
lagi karena merasa sendirian. Hingga lamunannya di gubris oleh orang yang tidak
sengaja menabraknya.
"Ah, maaf"
Merry tersenyum, membalas
ucapan tersebut. Sedangkan yang menabraknya udah berlalu masuk ke pondok
bersama teman-temannya. Ia masih mematung sambil geleng-geleng kepala mengusir
kekacauan kepalanya, "Ayo semangat!!" dengusnya penuh optimis. Haha,
mirip kerbau aja.
Panitia As-Sauqi membagi-bagi
kamar, Merry mendapatkan kamar 2B.
Seluruh peserta bergegas ke kamar mandi tapi gadis tinggi semampai ini malah
bergegas ke kamar mandi. Haduuh... nih bocah memang aneh. Akhirnya ia segera
menuju kamar 2B, Ia salah masuk kamar 2A.
"Apa ini kamar 2B?"
Tanyanya pada gadis mungil yang sedang membereskan barang bawaannya.
"Ah, bukan. Kamar 2B di
sebelah teh?"
"Hah, teh?" Dalam
benak Merry. Kenapa tidak sekalian kopi sama susu. Pasti enak. . . Maknyus!
"Ah, ya. Makasih"
gadis penyuka anime naruto ini berbalik. Tanpa disadari, sesuatu yang disakunya
terjatuh.
"Ini, pilihan terakhir.
Aku terdampar di kampus ini" ucap seorang gadis yang agak gemuk menggurutu
gak jelas sambil tidur-tiduran mengobrol bersama temannya. Yang sepertinya satu
SMA.
"Sabar, mungkin ini yang
terbaik" hibur gadis yang tadi menabrak Merry. Merry menyadarinya tapi dia
tidak tau.
"emm. . . Maaf ini kamar
2B?" ucapnya setelah mengetuk pintu.
"ya...” Jawab gadis gemuk
itu singkat. “Oh ya Juli. . ." ia
kembali mengobrol.
Merry menyadari tadi dia
berpapasan dengan yang bernama Juli. Tapi, mereka asyik sendiri tanpa
mengindahkan dirinya. Sesekali gadis berjaket biru ini menghela napas dan
segera melepas jaket tebalnya tersebut. Ia mengambil Hp dari saku celananya, ia
sadar gantungan hp nya hilang, ia agak panik. ia segera mencari.
Gadis di kamar 2A yang disapa
Dilah ini hendak ke kamar mandi dan menemukan gantungan hp yang berbentuk
hinata. Hinata itu adalah tokoh dalam naruto, ia adalah gadis yang diam-diam
suka naruto tapi pemalu. Yang suka anime mah pasti tau. Dia menyimpannya,
mungkin ini punya orang yang tadi pikir dalam benaknya.
Merry bersandar di dinding,
"benar-benar menyebalkan" sambil menatap handphonenya yang sudah tak
memiliki gantungan kesayanganya. Di bersandar di dinding dalam kamar mandi.
Ia lalu keluar dari kamar
mandi, lalu bertatapan dengan dilah yang tepat di depan pintu kamar mandi.
Sepertinya Gadis yang sangat Islami ini sudah lama menunggu disana. Tapi, Merry
langsung berlalu.
"Teh!!" panggil Dilah,
ia ingat orang yang tadi menanyakan kamar 2B adalah orang yang baru keluar
kamar mandi barusan.
Gadis ini langsung menoleh,"Eh,
apa ya?" menghampiri.
"Ini gantungan hP teteh
bukan?" gadis yang berjodiak cancer ini menyodorkan sesuatu.
"wah!!" Merry
bersorak kegirangan, akhirnya bisa menemukan gantungan HP tersebut.
"makasih ya, he. . .
"
"Syukurlah teh, gak ampe
hilang"
“Jangan panggil teh, tapi Merry
aja. Ok!”
“Iya teh Merry” ucap gadis
mungil ini bikin hati gadis didepannya gubrak. Karena ia tetap menambahkan teh
di depan namanya.
Mereka pun berkenalan satu sama
lain, mereka berasal dari daerah yang cukup jauh. Merry si jangkung dari
Ciledug sedangkan Dilah si mungil dari Indramayu. Sunguh dua daerah yang
bertolak belakang. Dan Cirebon adalah penengah dari dua kota tersebut.
Meskipun tidak sekamar, jika
bertatapan mereka saling melempar senyum. Dan mereka selalu bertemu di kamar
mandi, haha dua-duanya aneh ya. . .
Yap, malam ini malam terakhir bagi kita.... lah
malah nyanyi, sekarang saatnya tes untuk melihat sejauh mana kemampuan
mengerjakan soal latihan untuk ujian
masuk perguruan tinggi STAIN. So,
semuanya pada khusyuk tuh.... walau ada aja si tukang nyontek dalam kermununan
tersebut. Kalian semua jangan sampai
gitu ya!! Percaya diri dong.....
Setelah mengerjakan, panitia
pondok As-shauqi memberi jawabannya untuk dikoreksi. Dan saat membahas soal matematika,
panitia mengatakan "siapa yang bisa mengerjakan soal 28?"
lalu dari belakang, Merry
mengacung tinggi seperti menggapai bintang di langit dan maju mendekati papan
tulis. Hehe. . . Kata-katanya agak lebay dikit.
Dan tentu saja jawabannya
benar, tepuk tangan pun membahana badai. Dilah yang duduk di depan mengacungkan
jempol, dan Merry melempar senyum seraya kembali ketempatnya tadi.
Dan pagi sudah datang, cukup
hangat karena mentari sudah muncul dengan Pdnya. yuk pulang kerumah masing-masing!!!!
Yups, tapi setelah mendapat nilai dari bimtes di As-shauqi ya..... soalnya yang
nilainya tiga terbaik dapat hadiah tuh. Hore......
"Dilah. . ." sahut
Merry di seberang jalan, gadis itu sedang menunggu angkut D3 yang menuju by
pass. Sedangkan merry menunggu D10 yang menuju terminal. Mereka saling melambai
tangan sebagai ucapan perpisahan.
Satu tahun kemudian, di sebuah
ruang kelas dimana dosen sedang menerangkan tentang mata kuliah Aljabar. Dengan
sesekali memberi catatan khusus di whiteboard. Kelas tersebut diisi oleh
mahasiswa jurusan matematika A. Kelas tersebut dijuluki dengan kelas Matematika khusus yang telah dipilih karena
nilainya. Dan bahkan dalam proses pembelajaran diselipkan bahasa Inggris dan
Bahasa Arab.
"Dilah. . ." seru
seseorang yang tidak asing lagi, Merry duduk disebelahnya.
"Gak kelihatan di
whiteboardnya, Pak Reza nulis apa. Mau nyontek nanti boleh, hee. . . ."
seperti biasa tersenyum lebar. Tentu saja Dilah nurut, ia memang anak baik dan
santun. Gadis penyuka warna hijau ini sudah terbiasa dengan itu, meminjamkan
catatannya tuk disalin pas rehat atau dibawa kerumah. Itu karena teman sesama
bimtestnya ini dulu memang punya mata minus. Sempat Dilah ngasih saran untuk
beli kacamata. Tapi dipikiran gadis pisces tersebut bahwa jika memakai kacamata
berarti punya mata empat dong, berarti orang cerdas dong! Haha.
. . Dia tidak merasa cerdas sama sekali! Isin katanya!
Yang lain sibuk nyalin catatan
penting yang disampaikan dosen di depan, gadis asal Ciledug termenung lagi "Sudah
semester 3. Bisa bertahan juga aku disini. Haa. . .h. Mungkin seharusnya aku
menikmatinya sejak awal. Dan tidak terus mengatakan ribuan kali berhenti"
Kemudian, ia membayang kisah
pertama kali masuk perguruan tinggi STAIN yang tahun ini sudah diganti menjadi
IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Syekh Nurjati Cirebon, setelah sah menjadi
mahasiswi dan berangkat untuk ospek.
Di d10, angkutan kota yang
digunakannya dari terminal ke kampus tercinta. Ia mengobrol dengan seseorang
gadis sebaya disebelahnya, dan sepertinya ia juga memakai perlengkapan ospek
yang aneh.
"kuliah di IAIN juga"
Merry memulai pembicaraan.
"ya" sahutnya pelan
Ternyata yang diajak ngobrol
mengambil jurusan yang sama dengannya, yaitu Matematika cuy. Dan dia
berkacamata. Dia asli cirebon tepatnya di daerah penggung.
Dan sekarang ia mendekati gadis
yang ditemuinya dulu itu, "sekarang mah naik D2 ya teh?" tegur gadis
tinggi ini disela pelajaran juga menambah kata depan ‘teh’. Sepertinya kata
tersebut digunakan agar terlihat lebih santun dan berusaha lebih dekat.
“Ya, teh Mer” Balas gadis ini,
yang sering disapa Nunung.
Biasanya memang mereka suka
pulang bareng tp karena D10 suka motong jalur tidak melewati penggung dan
langsung keterminal melalui by pass pantura. Jadi jalur aman ya naik D2 dwonk!
Aihh.... gak bisa pulang bareng lagi.
Merry pun turun dari mobil
angkut hendak menyebrang bersama gadis berkacamata yang tadi di angkot, ia
melihat ada mobil mewah berhenti dan keluar seseorang gadis yang sepertinya
juga mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.
"Hmm, hebatnya diantar
mobil pribadi" gumamnya dalam hati.
Gadis tersebut juga berada di
kelas yang sama dengannya ternyata.
"Mer, antar beli sepatu ya
ke Grage, bareng Dilah juga. Yuk!" ajaknya pas dosen mata kuliah Aljabar
keluar kelas. Gadis ini juga terbilang mungil dan hampir mirip dengan dilah,
bedanya Dilah berpakain secara muslimah tapi gadis yang bernama Winda Sari ini
sedikit modis dan nyentrik.
Kemudian setelah menyebrang,
Merry gak langsung ke fakultas STAIN. Ia milih ke Masjid dulu, lebih tepatnya
kamar mandi Masjid kampus. Si gadis berkacamata ini pun duluan pergi
meninggalkannya.
Pas keluar Masjid, dia berjalan
ke kampus dengan termenung, tiba-tiba bunyi klakson motor menyadarkannya.
Sebuah motor mio, dengan dua orang menaikinya dan mereka adalah gadis yang
sebaya dengannya. Yah, memang jalur masuk kampus itu bisa dilalui pejalan kaki
dan pengguna motor untuk menyimpan motor pada tempat yang sudah disediakan.
Merry sedang mengobrol dengan
Dilah diluar kelas tentang keikutsertaannya di grage, tetapi tiba-tiba dari
arah pukulan panas mendarat di pundaknya.
"Choe!!! Kebiasaan!"
geram Merry dengan ekpresi lucu.
"Si choe mah mang gitu law
ketemu Merry" ujar dhiar, teman dekat choe.
"Gak asik kalo sehari gak
ngelakuin hal itu ke kamu" cengeges Choe berlari
“Hah, apa!!” suara lantang
Gadis Ciledug ini lantang.
"kita pulang dulu
ya!" tapi si gadis bertahi lalat alias si Choe langsung ngibrit enggan
menerima balasan dari si Merry. Karena pukulan balasannya lebih dashyat.
Mereka berdua adalah orang yang
ditemui dulu saat mengendarai Mio. Dhiar yang bawa motor berasal dari Sumber
sedangkan Choe berasal dari desa Kubang yang jalurnya naik turun. Hehe.....
Langsung aja Merry menuju
fakutlas tarbiyah, untuk melihat kelas mana dia dimasukkan dalam ospek kampus.
Tanpa sengaja ia mengijak kaki seseorang gadis yang tingginya hampir sama
dengannya karena tempat pengumuman cukup ramai meskipun ospek akan segera
dimulai.
"Teh Merry!! Dilah!! Ang
winda duluan ya!" laju motor berlalu, pamit Yulinda dengan beat hitamnya.
Gadis yang keinjak kakinya dulu adalah Yulinda, asli cirebon tepatnya daerah
Cideng.
"Aha. . . Ruang 28"
sorak Merry menemukan kelas ospeknya. Bergegaslah gadis aneh ini.
Sesampainya, dia melihat ada
bangku kosong satu, sepertinya ia telat masuk. "Ada yang menempati kursi
ini?" tanyanya kemudian setelah menghampiri.
geleng gadis yang berparas
cantik ini.
“Syukurlah...” Gumamnya dalam
hati senang.
Ketika naik angkut D3 yang
ngetime depan gerbang kampus. Dilah, Winda dan Merry segera naik dan bertemu
dengan gadis cantik dan modis tersebut. Ia adalah Laila. Dia asli Cirebon juga
loch......
Yah, seharian diospek sampai
sore, akhirnya Merry pulang kerumah. Dia memang PP dari rumah, padahal masuk
Ospek jam 7 pagi. Sehingga dia harus bergegas dari rumah paling telat setengah
enam. Sedangkan orang lain, yang berasal dari luar cirebon pada ngekos
disekitaran wilayah kampus.
"Ini adalah awal, awal untuk
hal yang tak kusukai. Tapi, apapun itu harus dijalani dengan senyuman. Ayo. . .
Merry!!" dia menepuk-nepuk kedua pipinya cepat seolah berusaha menyadarkan
dirinya sendiri, kemudian melirik sekeling melihat pemandangan luar jendela elf
dimana mentari berwarna kemerahan. "Mungkin akan ku temukan sesuatu yang
unik di kota ini. Tanpa beban. Semangat!!"
0 komentar: