Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

QUENNICK'S

0 komentar
Wah..... pengen bikin cerita yang sampai akhir tapi seringnya terhenti di tengah jalan, huft....
Menulis itu adalah hal yang ku suka.... hehe..... sekarang mau bikin cerita tentang genk sendiri waktu Kuliah yang bernama Quennick. tentu saja ini fiksi, meskipun ada yang factnya tapi hanya kita saja yang tau. hehe...

Oh ya sedikit Review, Novel Queennick's ini mengisahkan tentang perjalanan Merry (ini adalah kisah pertama dimana pemeran utamanya adalah penulis sendiri dimana sebelumnya saat SMP pemeran utamanya adalah Imam dengan judul "Impian Imam" dan saat SMA pemeran utamanya adalah Karanah dengan judul "Dua buah Cinta") yang masuk kuliah di Cirebon, meski sebenarnya ia tidak ingin kuliah menemukan sahabat yang peduli padanya dan mereka memiliki keunikan masing-masing maka nama genk mereka adalah Queennick's. tentu saja disini akan terdapat unsur persahabatan dan percintaan dari genk mereka yang punya motto "yang mendapatkan kita adalah orang yang beruntung". sok simak kisah unik mereka dalam Queennick's!!!

Met membaca, semoga bisa berlanjut....


1. Ini adalah Awal


Udara masih terasa dingin, sisa-sisa jejak hujan tadi malam yang cukup deras. Seorang gadis tinggi semampai bersiap-siap untuk berangkat. Ia mengenakan jacket tebal favoritnya berwarna biru. Ia memang tidak suka udara dingin.
"aih. . . Udaranya menusuk tepat ke jantungku!" gumamnya menunggu di depan rumah.
"lebaynya keluar deh. . ." sahut lelaki yang cukup tampan ini keluar garasi sambil membawa motornya.
"kalau di cirebon jangan lebay ya, Merry" kedip sang kakak pada gadis yang ternyata adiknya.
"haha. . . Memangnya kakak, ya bu!" sebelum naik ke motor, ia pamit pada ibunya.
"Jaga diri, jangan lupa sholat dan jangan berteman dengan orang yang aneh-aneh"
Mendengar itu, merry hanya tersenyum lebar seolah meyakinkan ibunya. Tapi, ia juga menegaskan bahwa ia hanya menginap dua malam tiga hari di pondok As-shauqi untuk melaksanakan bimbingan tes sebelum tes masuk perguruan tinggi STAIN diadakan.  Jadi, enggak pergi berbulan-bulan kok.
Merry turun dari motor di perempatan Jatiseeng, dan naik mobil elf jurusan babakan. Ya, kakaknya hanya mengantar sampai disana saja. Ia kemudian duduk di paling belakang mobil padahal mobil elfnya masih kosong. Bisanya orang-orang akan memilih duduk di depan dan samping pak sopir. Toh, ia akan turun pas nyampe terminal Harjamukti Cirebon. Memang seperti itu  dia. Ia melihat ke samping jendela, termenung cukup lama. Hingga akhirnya getaran handphone menyadarkannya.
Ada pesan dari Sang Kupu, "Sudah berangkat?"
"ya, sudah"
ia tersenyum simpul ketika membaca pesan "hati-hati di jalan, jangan sampai nyasar ke Grage ya!! Ntar malah baca komik lagi. Heeee........."
Akhirnya gadis bernama lengkap Maryanah Siti Aminah ini sampai di Pondok As-shauqi, ia menatap sekeliling. Orang-orang nampai datang bergerombol sedangkan ia hanya sendiri. Ia termenung lagi karena merasa sendirian. Hingga lamunannya di gubris oleh orang yang tidak sengaja menabraknya.
 "Ah, maaf"
Merry tersenyum, membalas ucapan tersebut. Sedangkan yang menabraknya udah berlalu masuk ke pondok bersama teman-temannya. Ia masih mematung sambil geleng-geleng kepala mengusir kekacauan kepalanya, "Ayo semangat!!" dengusnya penuh optimis. Haha, mirip kerbau aja.
Panitia As-Sauqi membagi-bagi kamar,  Merry mendapatkan kamar 2B. Seluruh peserta bergegas ke kamar mandi tapi gadis tinggi semampai ini malah bergegas ke kamar mandi. Haduuh... nih bocah memang aneh. Akhirnya ia segera menuju kamar 2B, Ia salah masuk kamar 2A.
"Apa ini kamar 2B?" Tanyanya pada gadis mungil yang sedang membereskan barang bawaannya.
"Ah, bukan. Kamar 2B di sebelah teh?"
"Hah, teh?" Dalam benak Merry. Kenapa tidak sekalian kopi sama susu. Pasti enak. . . Maknyus!
"Ah, ya. Makasih" gadis penyuka anime naruto ini berbalik. Tanpa disadari, sesuatu yang disakunya terjatuh.
"Ini, pilihan terakhir. Aku terdampar di kampus ini" ucap seorang gadis yang agak gemuk menggurutu gak jelas sambil tidur-tiduran mengobrol bersama temannya. Yang sepertinya satu SMA.
"Sabar, mungkin ini yang terbaik" hibur gadis yang tadi menabrak Merry. Merry menyadarinya tapi dia tidak tau.
"emm. . . Maaf ini kamar 2B?" ucapnya setelah mengetuk pintu.
"ya...” Jawab gadis gemuk itu  singkat. “Oh ya Juli. . ." ia kembali mengobrol.
Merry menyadari tadi dia berpapasan dengan yang bernama Juli. Tapi, mereka asyik sendiri tanpa mengindahkan dirinya. Sesekali gadis berjaket biru ini menghela napas dan segera melepas jaket tebalnya tersebut. Ia mengambil Hp dari saku celananya, ia sadar gantungan hp nya hilang, ia agak panik. ia segera mencari.
Gadis di kamar 2A yang disapa Dilah ini hendak ke kamar mandi dan menemukan gantungan hp yang berbentuk hinata. Hinata itu adalah tokoh dalam naruto, ia adalah gadis yang diam-diam suka naruto tapi pemalu. Yang suka anime mah pasti tau. Dia menyimpannya, mungkin ini punya orang yang tadi pikir dalam benaknya.
Merry bersandar di dinding, "benar-benar menyebalkan" sambil menatap handphonenya yang sudah tak memiliki gantungan kesayanganya. Di bersandar di dinding dalam kamar mandi.
Ia lalu keluar dari kamar mandi, lalu bertatapan dengan dilah yang tepat di depan pintu kamar mandi. Sepertinya Gadis yang sangat Islami ini sudah lama menunggu disana. Tapi, Merry langsung berlalu.
"Teh!!" panggil Dilah, ia ingat orang yang tadi menanyakan kamar 2B adalah orang yang baru keluar kamar mandi barusan.
Gadis ini langsung menoleh,"Eh, apa ya?" menghampiri.
"Ini gantungan hP teteh bukan?" gadis yang berjodiak cancer ini menyodorkan sesuatu.
"wah!!" Merry bersorak kegirangan, akhirnya bisa menemukan gantungan HP tersebut.
"makasih ya, he. . . "
"Syukurlah teh, gak ampe hilang"
“Jangan panggil teh, tapi Merry aja. Ok!”
“Iya teh Merry” ucap gadis mungil ini bikin hati gadis didepannya gubrak. Karena ia tetap menambahkan teh di depan namanya.
Mereka pun berkenalan satu sama lain, mereka berasal dari daerah yang cukup jauh. Merry si jangkung dari Ciledug sedangkan Dilah si mungil dari Indramayu. Sunguh dua daerah yang bertolak belakang. Dan Cirebon adalah penengah dari dua kota tersebut.
Meskipun tidak sekamar, jika bertatapan mereka saling melempar senyum. Dan mereka selalu bertemu di kamar mandi, haha dua-duanya aneh ya. . .
Yap,  malam ini malam terakhir bagi kita.... lah malah nyanyi, sekarang saatnya tes untuk melihat sejauh mana kemampuan mengerjakan soal latihan untuk  ujian masuk perguruan tinggi STAIN.  So, semuanya pada khusyuk tuh.... walau ada aja si tukang nyontek dalam kermununan tersebut.  Kalian semua jangan sampai gitu ya!! Percaya diri dong.....
Setelah mengerjakan, panitia pondok As-shauqi memberi jawabannya untuk dikoreksi. Dan saat membahas soal matematika, panitia mengatakan "siapa yang bisa mengerjakan soal 28?"
lalu dari belakang, Merry mengacung tinggi seperti menggapai bintang di langit dan maju mendekati papan tulis. Hehe. . . Kata-katanya agak lebay dikit.
Dan tentu saja jawabannya benar, tepuk tangan pun membahana badai. Dilah yang duduk di depan mengacungkan jempol, dan Merry melempar senyum seraya kembali ketempatnya tadi.
Dan pagi sudah datang, cukup hangat karena mentari sudah muncul dengan Pdnya. yuk pulang kerumah masing-masing!!!! Yups, tapi setelah mendapat nilai dari bimtes di As-shauqi ya..... soalnya yang nilainya tiga terbaik dapat hadiah tuh. Hore......
"Dilah. . ." sahut Merry di seberang jalan, gadis itu sedang menunggu angkut D3 yang menuju by pass. Sedangkan merry menunggu D10 yang menuju terminal. Mereka saling melambai tangan sebagai ucapan perpisahan.
Satu tahun kemudian, di sebuah ruang kelas dimana dosen sedang menerangkan tentang mata kuliah Aljabar. Dengan sesekali memberi catatan khusus di whiteboard. Kelas tersebut diisi oleh mahasiswa jurusan matematika A. Kelas tersebut dijuluki dengan kelas  Matematika khusus yang telah dipilih karena nilainya. Dan bahkan dalam proses pembelajaran diselipkan bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
"Dilah. . ." seru seseorang yang tidak asing lagi, Merry duduk disebelahnya.
"Gak kelihatan di whiteboardnya, Pak Reza nulis apa. Mau nyontek nanti boleh, hee. . . ." seperti biasa tersenyum lebar. Tentu saja Dilah nurut, ia memang anak baik dan santun. Gadis penyuka warna hijau ini sudah terbiasa dengan itu, meminjamkan catatannya tuk disalin pas rehat atau dibawa kerumah. Itu karena teman sesama bimtestnya ini dulu memang punya mata minus. Sempat Dilah ngasih saran untuk beli kacamata. Tapi dipikiran gadis pisces tersebut bahwa jika memakai kacamata berarti punya mata empat dong, berarti orang cerdas dong!   Haha. . . Dia tidak merasa cerdas sama sekali! Isin katanya!
Yang lain sibuk nyalin catatan penting yang disampaikan dosen di depan, gadis asal Ciledug termenung lagi "Sudah semester 3. Bisa bertahan juga aku disini. Haa. . .h. Mungkin seharusnya aku menikmatinya sejak awal. Dan tidak terus mengatakan ribuan kali berhenti"
Kemudian, ia membayang kisah pertama kali masuk perguruan tinggi STAIN yang tahun ini sudah diganti menjadi IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Syekh Nurjati Cirebon, setelah sah menjadi mahasiswi dan berangkat untuk ospek.
Di d10, angkutan kota yang digunakannya dari terminal ke kampus tercinta. Ia mengobrol dengan seseorang gadis sebaya disebelahnya, dan sepertinya ia juga memakai perlengkapan ospek yang aneh.
"kuliah di IAIN juga" Merry memulai pembicaraan.
"ya" sahutnya pelan
Ternyata yang diajak ngobrol mengambil jurusan yang sama dengannya, yaitu Matematika cuy. Dan dia berkacamata. Dia asli cirebon tepatnya di daerah penggung.
Dan sekarang ia mendekati gadis yang ditemuinya dulu itu, "sekarang mah naik D2 ya teh?" tegur gadis tinggi ini disela pelajaran juga menambah kata depan ‘teh’. Sepertinya kata tersebut digunakan agar terlihat lebih santun dan berusaha lebih dekat.
“Ya, teh Mer” Balas gadis ini, yang sering disapa Nunung.
Biasanya memang mereka suka pulang bareng tp karena D10 suka motong jalur tidak melewati penggung dan langsung keterminal melalui by pass pantura. Jadi jalur aman ya naik D2 dwonk! Aihh.... gak bisa pulang bareng lagi.
Merry pun turun dari mobil angkut hendak menyebrang bersama gadis berkacamata yang tadi di angkot, ia melihat ada mobil mewah berhenti dan keluar seseorang gadis yang sepertinya juga mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.
"Hmm, hebatnya diantar mobil pribadi" gumamnya dalam hati.
Gadis tersebut juga berada di kelas yang sama dengannya ternyata.
"Mer, antar beli sepatu ya ke Grage, bareng Dilah juga. Yuk!" ajaknya pas dosen mata kuliah Aljabar keluar kelas. Gadis ini juga terbilang mungil dan hampir mirip dengan dilah, bedanya Dilah berpakain secara muslimah tapi gadis yang bernama Winda Sari ini sedikit modis dan nyentrik.
Kemudian setelah menyebrang, Merry gak langsung ke fakultas STAIN. Ia milih ke Masjid dulu, lebih tepatnya kamar mandi Masjid kampus. Si gadis berkacamata ini pun duluan pergi meninggalkannya.
Pas keluar Masjid, dia berjalan ke kampus dengan termenung, tiba-tiba bunyi klakson motor menyadarkannya. Sebuah motor mio, dengan dua orang menaikinya dan mereka adalah gadis yang sebaya dengannya. Yah, memang jalur masuk kampus itu bisa dilalui pejalan kaki dan pengguna motor untuk menyimpan motor pada tempat yang sudah disediakan.
Merry sedang mengobrol dengan Dilah diluar kelas tentang keikutsertaannya di grage, tetapi tiba-tiba dari arah pukulan panas mendarat di pundaknya.
"Choe!!! Kebiasaan!" geram Merry dengan ekpresi lucu.
"Si choe mah mang gitu law ketemu Merry" ujar dhiar, teman dekat choe.
"Gak asik kalo sehari gak ngelakuin hal itu ke kamu" cengeges Choe berlari
“Hah, apa!!” suara lantang Gadis Ciledug ini lantang.
"kita pulang dulu ya!" tapi si gadis bertahi lalat alias si Choe langsung ngibrit enggan menerima balasan dari si Merry. Karena pukulan balasannya lebih dashyat.
Mereka berdua adalah orang yang ditemui dulu saat mengendarai Mio. Dhiar yang bawa motor berasal dari Sumber sedangkan Choe berasal dari desa Kubang yang jalurnya naik turun. Hehe.....
Langsung aja Merry menuju fakutlas tarbiyah, untuk melihat kelas mana dia dimasukkan dalam ospek kampus. Tanpa sengaja ia mengijak kaki seseorang gadis yang tingginya hampir sama dengannya karena tempat pengumuman cukup ramai meskipun ospek akan segera dimulai.
"Teh Merry!! Dilah!! Ang winda duluan ya!" laju motor berlalu, pamit Yulinda dengan beat hitamnya. Gadis yang keinjak kakinya dulu adalah Yulinda, asli cirebon tepatnya daerah Cideng.
"Aha. . . Ruang 28" sorak Merry menemukan kelas ospeknya. Bergegaslah gadis aneh ini.
Sesampainya, dia melihat ada bangku kosong satu, sepertinya ia telat masuk. "Ada yang menempati kursi ini?" tanyanya kemudian setelah menghampiri.
geleng gadis yang berparas cantik ini.
“Syukurlah...” Gumamnya dalam hati senang.
Ketika naik angkut D3 yang ngetime depan gerbang kampus. Dilah, Winda dan Merry segera naik dan bertemu dengan gadis cantik dan modis tersebut. Ia adalah Laila. Dia asli Cirebon juga loch......
Yah, seharian diospek sampai sore, akhirnya Merry pulang kerumah. Dia memang PP dari rumah, padahal masuk Ospek jam 7 pagi. Sehingga dia harus bergegas dari rumah paling telat setengah enam. Sedangkan orang lain, yang berasal dari luar cirebon pada ngekos disekitaran wilayah kampus.
"Ini adalah awal, awal untuk hal yang tak kusukai. Tapi, apapun itu harus dijalani dengan senyuman. Ayo. . . Merry!!" dia menepuk-nepuk kedua pipinya cepat seolah berusaha menyadarkan dirinya sendiri, kemudian melirik sekeling melihat pemandangan luar jendela elf dimana mentari berwarna kemerahan. "Mungkin akan ku temukan sesuatu yang unik di kota ini. Tanpa beban. Semangat!!"



Share/Bookmark

0 komentar:

Lee Jong Seok

Lee Jong Seok
Saranghae Emesayap.....^_^

Total Tayangan Halaman