Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

2. Menjalin hubungan persahabatan "Queennick's"

0 komentar



Udara di Cirebon memang panas, teriknya bisa menyengat kulit. Namun, terpaan angin dari jendela angkot membuat suasana sedikit sejuk.
Merry, winda dan Dilah pun akhirnya sampai di belakang Grage. Yap, jalur D3 memang tidak melewati depan Grage. Mereka pun sempat mengajak Ela, tapi gadis penyuka warna kuning ini udah ada janji.
"Kalau masuk Grage, jangan jalan pelan-pelan dan tengak-tengok gak jelas. Ntar dikira orang kampung nyasar" Kata winda berjalan di depan mereka.
"Emang mer, orang kampung, haha. . ." candanya tapi gak ada yang ketawa, soalnya dia ngomong dalam hati.
"oh, gitu ya teh" jawab Dilah datar, nieh anak memang polos pakai banget.
Segera aja mereka, menuju lantai dua yang berjubel pakaian dan sepatu. Gadis asli Gagasari ini yang berniat membeli sepatu langsung berkeliling pilih-pilih. Merry juga ikut berkeliling-keliling seperti mau beli sesuatu, sedang Dilah ngikut Winda. Lalu, Merry naksir salah satu sepatu yang berwarna biru simpel tapi pas lihat harga, "Wow......!!," langsung saja Merry meletakkan kembali. Harga yang tertera disana sebesar Rp. 222.000,00 gak kurang gak lebih.
Di tempat Winda milih, ia sepertinya masih sibuk berkutat disana. Ia sempat suka salah satu sepatu tapi gak ada ukuran kecil. Yah... tau sendiri lah si tubuh kecil ini pasti punya ukuran kaki yang kecil pula. Kalau ukuran kakinya besar, kayaknya bukan manusia deh tapi big foot. He... canda dikit.
"huft, ukurannya gak da yg 36" keluhnya kesal setelah menanyakan SPG setempat tentang no sepatu yang dipilihnya tersebut.
"cari lagi teh winda  yuk . . . Ntar juga ketemu" hibur dilah mengajak berkeliling kembali.
"Gimana teh?" sapa Merry yang baru menghampiri.
"gak ada ukuran yang sesuai mer, adanya ukuran kakimu"
"yonganan, teh Winnya punya kaki kayak bayi. Nyarinya tempat sepatu bayi aja ang. . . yuk!" ledek Merry langsung dibalas dengus kesal nyentriknya. Sambil komat kamit baca mantra atas ucapan teman besarnya tersebut. Ukuran badannya maksudnya. Hehe....
Karena di Grage tak ketemu juga sepatu yang diinginkan si gadis  kecil ini, jadi berpindah mereka ke berbagai tempat. Intinya, dimana ada tempat memajang sepatu disitu akan ada winda beserta dua temannya.
Cape. . . Keluh dua sohib lainnya dalam hati. Si Merry dan Dilah memang gak suka jalan-jalan belanja yang merepotkan seperti ini. Tapi dua-duanya tetap standby samping gadis yang suka belanja ini. Dengan tetap memasang tampang keep smile.
"Mer. . . Mer lucu gak?" tunjuk Winda pada sepatu kecil yang berbulu-bulu.
"lucu teh" dengan suara datar. Sepertinya Merry enggak bisa lagi tidak menunjukkan rasa lelahnya.
"serius nich, mer. Lucu gak?" winda tak begitu aja percaya. Ia pun mencoba memakai dan bertanya pada dilah.
"lucu teh. Pas juga"
"iya teh, cocok!" Merry ikut semangat, supaya teman yang satu ini menyudahi ritual belanjanya.
Oalah, tapi tiba-tiba Winda bilang "kayak anak kecil" dan lanjut milih lagi.
“Gubraaa. . .kkkkk!!” perasaan dua sahabatnya ini karena harus melanjutkan perjalanan ini dan tak tahu kapan berakhirnya.... lebayyyyy deh.
Eng....! ing....! eng...!! Dan akhirnya setelah melewati perjalanan panjang bagi dua gadis teman Winda ini, winda membeli baju blajer hitam dan gagal memboyong sepatu. Ckckck. . .
Meski begitu, mereka menyiratkan di wajah tanda senang. So, saatnya pulang!!
"Makasih ya, dah ditemenin. Lain kali temenin lagi ya. Hehe. . . Belum ada yang cocok tadi sepatunya" ucapnya di dalam angkot d10.
Tentu saja, perjalanan belanja ini akan terus berlanjut. Karena mereka punya 1 teman yang hobi belanja. Dan mereka belum ada alasan untuk menolaknya.
Yap, Winda turun di pinggir kampus karena ia ngekos di pdk. Sedang Dilah turun di pondok Ulumuddin. Dan Merry seperti biasa ke terminal Harjamukti.
Didepan kelas matematika A, yang seringnya di ruang 13, mahasiswa-mahasiswi biasanya duduk depan teras kelas, menunggu kelas sebelumnya yang sedang memakai ruangan tersebut menyudahi perkuliahan. Dengan sedikit candaan dan obrolan ringan.
Dilah duduk dekat penyangga atap, bersandar. Mendapati Sms dari Merry "udah di kampus?"
sudah biasa Merry dan Dilah suka saling memberi kabar saat di kampus tercinta dan saat itu Merry sudah berada di angkut D10 yang lagi ngetime.
"dah teh" jawab singkat dilah.
Ia enggak banyak bicara cuma ikut memperhatikan obrolan aneh teman sekelasnya tersebut, padahal anak-anak lain ributnya gak ketulungan.
"Yap, Kholik dinobatkan jadi Kosma seumur hidup matematika A, siapa setuju!" lantang Riany yang berbadan agak berisi ini.
"setuju!" seru semuanya.
Sedang Kholik cengeges enggak jelas, antara setuju dan tidak setuju yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Karena wajah Kosma matematika A yang sudah menduduki jabatannya selama 1 tahun ini terbilang abstrak. He. . . .
"ya, Lik. Presiden aja masa jabatannya 4 tahun. Kosma juga dong ya" Iis S. juga angkat bicara.  yang merupakan teman dekat Rianto. Eh maaf, Riany....
"haduh, bukannya gitu. Tapi harus ada ijin tertulis dari pemda atau pemkot dulu dong" bela kholik dengan jawaban ngawurnya.
Syaeful, master koplak di matematika ini mendekati Kholik "tenang Lik, saya setuju kok. Ntar saya bantu, bantu doa! Supaya lancar menjalani jabatan ini. Selamat" dan bersalaman tanda syah.
"Lik, sabar ya. Sabar. . . " sanjung ela menengahi. Bikin kholik tersipu aneh. "sabar menghadapi kita-kita. Mohon kerjasamanya ya kosma!" sambung ela angkat bicara.
Kholik yang paling tinggi diantara cowok-cowok ini bangkit dari duduknya "Oalah, sama saja toh. Kalian ini maunya apa sih?!" tetep dengan muka cengegesnya, yang gak bisa dirubah dari sananya.
"maunya kholik jadi kosma seumur hidup matematika A, aye!!" jawab Lina duluan semangat.
"Betul. . .betul" sahut yang lain serempak.
Pemuda ini langsung menghela nafas panjang, seketika itu juga Dosen ruang 13 keluar. Dan nampak memperhatikan gerombolan di depan ruangannya ribut sejak tadi.
Langsung deh pada bubar mahasiswa/i Matematika A ini, pada milih tempat duduk di kelas.
Si Dilah ngambil duduk di belakang dan nyiapin kursi kosong di sebelahnya buat gadis ciledug. Sedang Winda dah duduk di samping ela, di bagian depan. Seperti biasa Riany, Iis S., dan temannya duduk paling depan.
Tak berselang berapa lama Merry pun datang, sebelum dosen perkuliahan MPM tiba.
Yatta, jam kuliah matematika A sudah selesai. Saatnya pulang!!!
Winda nampaknya terlihat akrab dengan Ela. Mereka terus mengobrol asik berdua. Sedang dilah dan Merry berjalan bersama keluar ruangan seperti ibu dan anak karena postur tubuh mereka yang berbeda. Dan mereka memberi kode pada teman satunya bahwa mereka menunggu di luar kelas.
Dan akhirnya si kecil cerewet ini mendekati setelah ela pamit segera pulang, "main yuk ke kosan dulu. Kan masih siang" ajaknya santai kemudian.
Si jangkung langsung memberi isyarat pada si mungil, si mungil setuju. Merry pun ngikut aja.
"OK! Capcus...!" sontak gadis aquarius ini senang. Soalnya di kosan lagi sepi.
Dari kejauhan, Choe menatap mereka bertiga sebelum akhirnya berbalik arah mengikuti Dhiar yang sudah menjauh. Itu karena arah pulang mereka berbeda, Winda CS menuju gerbang utama sedang Choe menuju tempat parkir motor deket rektorat.
"Wah, bertiga aja nich" ucap nunung, gadis berkacamata yang cukup alim ini di depan masjid, duduk bersama beberapa anak matematika A lainnya saat Winda CS berjalan.
"Haha. . . Mau jadi tri angel ya!" gurau Iis s. Ini.
"bagus juga tuh ide namanya" sontak winda membalas sambil menghampiri mereka. Masih berdiri.
"pake atuh kalau bagus mah, hehe. . ."
"boleh. . . Boleh lagi ngapain nich? main yuk ke kosanku yuk" ajak winda kemudian mau ngajak banyak masa.
"ada makanan enggak?" sambar Riany ikut bicara.
"ada banyak! 1 truk Tapi enggak cukup buat yan kayaknya, haha. . ." ledek winda melihat postur Riany yang big size. Di kelasnya memang ada dua orang yang berbadan tambul. Satu Riany dan satunya Iqbal, seimbanglah masing-masing kubu cewek dan cowok punya big friend. Hehe. . . Peace ^_^.
yang lain pada rimpah ruah meriah, Dilah dan Merry hanya diam membisu sejuta bahasa. Duduk anteng di tepi depan masjid juga.
"Tit. . ." klakson motor terdengar, sepertinya Yulinda memanggil Nunung untuk segera naik ke motornya.
"duluan ya!" pamit nunung. Ia hendak main ke yulin.
"nung, ntar bantuin bikin makalah SKI ya" harap yulinda sambil boncengin nunung keluar kampus.
"insya Allah yul"
di depan masjid pun winda dan dua temannya yang di ajak kekosan udah bergegas pergi, namun mereka mampir ke tukang es dan gorengan dulu. gak enak kan ngobrol tapi gak ada makanan. Seperti sayur tanpa garam. Ce..ileh pribahasanya.
Saat di jalan yulinda dan nunung ketemu ela di bypass, sepertinya ia sedang nunggu D4. mereka hanya saling melambai tangan dan melempar senyum.
"Ela, cantik ya nung"
"yulinda juga cantik kok" sanjung nunung.
keduanya memang cantik tapi juga ada perbedaannya, yulinda itu pinter dandan kalau ela itu pinter berbusana.
"gimana tugas SKI dah pada selesai blum?" tanya penyewa kamar kos ini sesampainya di kediaman sementara selama kuliah.
"blum semua teh, kalau teh winda?" sahut dilah pelan, sambil menyeruput es teh manisnya.
winda juga mengiyakan bahwa dirinya belum selesai. dan dia juga menanyakan hal yang sama pada Merry. sebenarnya Merry udah selesai, tapi gak enak bicara begitu. jadi yang terlontar adalah "belum juga teh"
"tuh tah teh apa sieh?" risih si kecil ni cerewetnya keluar. sontak gadis bertubuh besar dimata dua temannya ini kaget.
"loh, dilah kan juga manggilnya teteh. kok gak marah?"
"dilah mah pengecualian"
"lah kok bisa?! gak per nich. kemarin - kemarin gak apa-apa. sekarang malah ngajak ribut ya? ayo di kasur!" tantang merry aneh. masa ribut di kasur. nah, itu buat si mungil ini tertawa kecil. yang lagi ribut pun jadi natap dilah dan langsung tertawa terbahak-bahak.
"Oh ya, gimana kalau nama dari iis s. itu kita pakai. three angel. keren kan!!" winda langsung membara semangat 45. tapi dijawab pelan oleh dua temannya.
"terserah teteh ja" ucap dilah, ngikut ja.
"boleh wind" kata merry akhirnya berucap tanpa kata teh.
tapi, winda tetep bersemangat. "aku namanya cute angel, dilah little angel dan merry big angel" lalu memberi ciri khas untuk masing-masing anggota three angel.
lagi-lagi merry teriak kaget, "whats!!"
"kan sesuai ma postur tubuh" ledek gadis gagasari ini sambil natap Merry lekat-lekat yang lagi mau ngambil pisang goreng meredakan marahnya.
"kayaknya ini orang yang didepan saya gak suka ma saya deh, jangan big angel dong. beautiful angel ja" gerutunya kemudian lalu natap dilah buat minta pembelaan.
tapi dilah berucap sesuai kata hatinya dong, "tapi, cocok teh merry"
seketika hati merry hancur lebur. tapi ia menyudahkan dan membiarkan julukan itu karena ia sadar badannya paling besar dari dua teman-temannya. Ya sudah lah...  akhirnya gadis tinggi semampai ini menerima julukan tersebut dan tidak mau mempermasalahkannya lagi.
di tempat lain dhiar mengantar choe sampai pertigaan kubang, trus ia gak lurus untuk langsung pulang tapi malah mau putar arah lagi padahal kan rumahnya lurus ja, wilayah sumber. dan dia mewanti-wanti choe agar kalau mamah dhiar sms bilang ja lagi belajar kelompok. padahal dia mau ketemu pacarnya yang bernama Linggar.
"aih kenapa harus boong sih, padahal kan itu pacarnya. jadi gak enak. Risih ah" gerutu dalam hati choe berkecamuk, ia pun meminta kakaknya menjemput. karena dari pertigaan ke rumah choe agak jauh, apalagi jalannya meliuk-liuk seperti roller choaster. tapi pemandangannya asri banget!
***
Merry udah datang ke kampus padahal masuk kuliah jam 9, tapi jam delapanan lebih udah duduk manis depan masjid.
"hmm... mobilnya kcepetan nich" gumamnya dalam hati, ia pun mengsms dillah yang ngekos di pondok ulumuddin. katanya lagi nganter temen dulu. langsung dech menghela napas.
tapi tiba-tiba ada yang menepuk punggung merry keras. coba tebak siapa?
yang pasti namanya adalah choe yang suka kasar ma merry tentu aja yang dipukul juga gak segan untuk balas dan balasannya lebih menyakitkan ternyata. Haha.... soalnya gadis penyuka biru ini perkasa loch. Choe gadis penyuka warna ungu ini pun mengernyitkan dahi karena kesakitan tapi terus tersenyum.
"seru kali ya berteman ma kamu"
"eh kan kita teman sekelas. Jadi, kita teman kan?!" bingung merry dengan perkataan gadis disebelahnya tersebut.
"yah... lebih deket lagi gitu"
"pacaran maksudnya." pura-pura gak ngerti nich gadis berhidung mancung atau besar ini. "gak bisa tau, kita kan sejenis"
wah si choe jadi kesel mau jitak tuh. Tapi, batal karena takut dapat balasan yang lebih menyakitkan.
"ya, kita berdua kan cowok. puas!!" timpal choe kemudian.
haha... tawa mereka menderai keras seperti bukan gadis umumnya. makanya mereka sering diledek gadis tomboy atau cowok.
Lalu datang yulinda dengan motor mio birunya. Setelah memarkir motornya di tempat yang aman. Ia mendekati choe dan merry. "belum pada datang ya?"
"udah ini dua, masa gak kelihatan" kata gadis bertahi lalat tersebut berpura - pura ketus.
Yulinda langsung cengegesan, "jih, maksudnya yang lain"
"bilang dong yul, hehe. . ." choe ikut cengegesan. Merry juga.
"Mana dhiar?" tanya yulinda merasa aneh, biasanya disitu ada dhiar pasti ada choe.
"ya, mer juga lupa. Ujug-ujug ni bocah datang"
"emangnya apaan??!” surung choe pada merry pelan. “gak bareng lin, tadi diantar kakak sampai kampus.”
 Sorot matahari pun mulai memanas menyinari teras masjid, choe langsung merasa kepanasan. Ia pun segera mengajak mereka “Oh ya pindah yuk ke depan jurusan, udah mulai panas".
mereka pun beranjak, tak lama berjalan ada yang memanggil mereka. Dan dengan serempak mereka menengok. Ternyata gadis berkacamata, nunung.
Gadis yang baru tiba ini berlari kecil mendekati mereka tapi ada rasa heran dimatanya.
"ada apa nung?" Tanya yulinda.
"kalian janjian tukeran sepatu ya. . .!?" tunjuk nunung pada kaki merry dan choe.
"heh. . .!!!!" suara terkejut mereka keras, hingga mahasiswa/i sekitar menatap aneh mereka.
Ketika sadar mereka buru-buru tuker sepatu yang sesuai dengan kepunyaannya lalu bergegas pergi sedangkan yulinda udah kabur duluan sambil narik nunung agar menjauh dari dua gadis aneh (maksudnya choe dan merry) agar gak jadi malu.
Keempatnya berlarian sambil tertawa geli. Yulinda terus bilang gak kenal! Gak kenal! Padahal dua temannya nyusul sambil bilang tunggu meski sambil berantem menyalahkan satu sama lain atas insiden itu sedangkan nunung tersenyum lebar dan hampir tertawa tapi ia segera menutup mulutnya hingga hanya suara tawa halus yang keluar.
Yap, hubungan pertemanan ini mulai terasa menyenangkan bahkan bisa melupakan sedikit beban gadis yang Pulang Pergi Cirebon - Ciledug.
Gadis ciledug ini seperti biasa duduk di pojok belakang elf samping jendela. Bersandar melepas lelah tapi ia tak akan bisa terlelap. Ia mengambil handphone dan mencoba menelpon seseorang.
"haha. . . Tadi ada kejadian lucu, masa bisa ketuker sepatunya. Gak terasa coba. Kalau di sana ada kejadian apa?" sumringah merry bercerita.
Tapi kalian tau apa yang di balas dari keceriaan gadis tinggi ini.
". . . . Nomor yang anda putar salah. . . "
segeralah ia memasukkan hpnya kembali, untuk kesekian kalinya sudah seperti itu tapi gadis ini tak mempedulikannya. Ia menghela nafas panjang lalu berkata dalam hati, "haah. . . Benar-benar menyenangkan hari ini" lalu mengulas senyum kembali di raut wajahnya.

Share/Bookmark

0 komentar:

Lee Jong Seok

Lee Jong Seok
Saranghae Emesayap.....^_^

Total Tayangan Halaman